UA-80997737-1

Thursday, June 23, 2016

Makalah Bimbingan Belajar - Papers Learn Guidance

BIMBINGAN BELAJAR

I.       Pendahuluan

A.    Latar Belakang Masalah
Bimbingan belajar merupakan bagian integral dalam proses pendidikan
secara  keseluruhan.  Bimbingan  sebagai  bagian  dari  pendidikan  memiliki
tujuan  khusus,  yaitu  membantu  individu  mengembangkan  dirinya  secara
optimal sehingga ia dapat menemukan dirinya dan dapat mengadakan pilihan
keputusan  dan  penyesuaian  diri  secara  efektif.  Oleh  sebab  itu  bimbingan
belajar  wajib  dilaksanakan  bagi  setiap  sekolah  dalam  upaya  mencapai
keberhasilan belajar siswa secara keseluruhan. Dalam kenyataannya, pada saat
siswa melakukan kegiatan belajar sebagai bagian proses pembelajaran banyak
timbul permasalahan.
Dalam proses menjalani program pengajaran  di  sekolah  siswa  tidak  jarang  menghadapi  kesulitan  berupa keraguan memilih bidang studi yang sesuai, memilih mata pelajaran yang cocok,  memilih  ekstrakurikuler,  memilih  kegiatan-kegiatan  non  akademis yang  menunjang  pendidikan,  menyusun  jadwal  kegiatan/  belajar menurut kebutuhannya  dan  sebagainya.  Pada  tahun  terakhir  mereka  dalam  suatu sekolah  seringkali  menghadapi  kesulitan-kesulitan  berupa  konflik  dalam pilihan  sekolah  lanjutan,  memilih  jenis-jenis  latihan  atau  keterampilan tertentu, dan memilih tempat “bimbingan tes’ yang memadai. Termasuk pula dalam bagian ini adalah kesukaran-kesukaran penguasaan bahan pelajaran yang semestinya digunakan untuk menghadapi ujian akhir, timbulnya rasa penyesalan,  tidak  siap  ujian,  dan  rasa  tidak  percaya  diri  yang  menyertai
masalah ini.
Terkait  dengan  beberapa  permasalahan  tersebut,  maka  sekolah
mempunyai tanggung jawab untuk membantu permasalahan siswa dalam hal
belajar, agar mereka dapat berhasil dalam belajarnya. Karena
bimbingan belajar sebagai salah satu usaha untuk membantu permasalahan siswa dalam hal belajar dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar siswa terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar, mengambangkan cara belajar yang efektif, membantu siswa agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/ pendidikan. Dalam bimbingan belajar, para pembimbing berupaya  memfasilitasi  siswa  dalam  mencapai  tujuan  akademik yang diharapkan.  
Hal  ini  menunjukkan  betapa  penting  peranan guru dan pembimbing sekolah   dalam   usaha   membimbing   belajar   siswa   untuk   mengetahui permasalahan  dan  penyebab  terjadinya  masalah  sampai  pada  bagaimana mengatasi masalah tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari bimbingan belajar ?
2.      Apa fungsi dari bimbingan belajar ?
3.      Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan bimbingan belajar ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk memahami pengertian bimbingan belajar.
2.      Untuk memahami fungsi bimbingan belajar.
3.      Untuk memahami langkah-langkah dalam pelaksanaan bimbingan belajar .
  
II. Pembahasan

A.    Pengertian Bimbingan Belajar
Masalah belajar merupakan inti dari kegiatan di sekolah. Sebab semua sekolah diperuntukkan bagi keberhasilan proses belajar bagi setiap siswa yang sedang studi di sekolah tersebut. Oleh karena itu memberikan pelayanan atau bimbingan di sekolah berarti pula memberikan pelayanan belajar bagi setiap siswa. Masalah belajar merupakan inti dari kegiatan di sekolah. Sebab semua sekolah diperuntukkan bagi  keberhasilan  proses  belajar  bagi  setiap  siswa  yang  sedang  studi  di sekolah tersebut.
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan
yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa
kegagalan-kegagalan  yang  dialami  siswa  dalam  belajar  tidak  selalu
disebabakan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu
terjadi  disebabakan  mereka  tidak  mendapat  layanan  bimbingan  yang
memadai.[1]
Dalam  bidang  layanan  bimbingan  belajar,  yaitu  untuk  membantu siswa  mengembangkan  diri,  sikap,  dan kebiasaan belajar yang baik utuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Bimbingan belajar terdiri dari :
1.  Pengertian Bimbingan
Jika ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian yang berbeda-beda mengenai bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang merumuskan  pengertian  tersebut.  Perbedaan  tersebut  disebabkan  kelainan pandanagn  dan  titik  tolak,  tetapi  perbedaan  tersebut  hanyalah  perbedaan tekanan atau dari sudut mana melihatnya.
Berdasarkan  pasal  27  Peraturan  Pemerintah  Nomor  29  dinyatakan bahwa :
“  Bimbingan  merupakan  bantuan  yang  diberikan  kepada  siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenali lingkungan, dan merencanakan masa depan”.[2]
Bimbingan dalam arti Bimbingan di sekolah merupakan aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat  menyesuaikan  diri  dengan  situasi  yang  dihadapinya  dan  untuk merencanakan  masa  depannya  sesuai  dengan  minat,  kemampuan,  dan kebutuhan sosialnya.
Bimbingan dalam arti yang luas inheren dengan pendidikan. Banyak ahli yang sependapat bahwa pengertian tentang bimbingan pada pokoknya hampir bersesuaian satu sama lain. Terbukti definisi-definisi bimbingan yang ada sekarang.
Untuk    memperoleh    pemahaman    tentang    bimbingan,    akan dikemukakan beberapa definisi bimbingan oleh beberapa ahli:
1. Harold  Alberty:  Bimbingan  di  sekolah  merupakan  aspek  program
            pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar
           
dapat  menyesuaikan  diri  dengan  situasi  yang  dihadapinya  dan  untuk
           
merencanakan  masa  depanyan  sesuai  dengan  minat,  kemampuan,  dan
           
kebutuhan sosialnya.
2. Chrisholm:  Bimbingan  ialah  penolong  individu  agar  dapat  mengenal
           
dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan
           
masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya.
3. Stikes & Dorcy: Bimbingan adalah suatu proses untuk menolong individu
           
dan  kelompok  supaya  individu  itu  dapat  menyesuaikan  diri  dan
           
memecahkan masalah-masalahnya. Definisi ini menekankan pandangan
           
pribadi.
4. Stoops:  Bimbingan  adalah  suatu  proses  yang  terus-menerus  untuk
            membantu  perkembangan  individu  dalam  rangka  mengembangkan.[3]

Dari  keempat  definisi  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa
 
bimbingan merupakan suatu proses memberi bantuan kepada individu agar
individu dapat mengenal dirinya dan dapat memecahkan masalah-masalah
hidupnya sendiri sehingga ia dapat menikmati hidup dengan bahagia.

2. Pengertian Belajar
Sebagaimana  landasan  pengertian  mengenai  apa  yang  dimaksud dengan belajar terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi:
Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[4]
 Muhibbin   Syah,   M.   ED.   dalam   bukunya   Psikologi   Belajar mengemukakan:
“Belajar merupakan tahapan perubahan tingkah individu yang relatif menutup  sebagai  hasil  pengalaman  dan  interaksi  dengan  lingkungan  yang melibatkan proses kognitif.”[5]
Dari pengertian di atas dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi  dalam  diri  seseorang  karena  adanya  usaha.  Perubahan  itu  dapat dinyatakan  sebagai  suatu  kecakapan,  suatu  kebiasaan,  sikap  pengertian pengetahuan yang dapat mengubah situasi-situasi dalam hidupnya.
Berdasarkan dari definisi di atas yaitu “Bimbingan dan Belajar”, maka dapatlah disimpulkan bahwa bimbingan belajar itu adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam menghindari atau  mengatasi  kesulitan-kesulitan  di  dalam  belajarnya,  untuk  mencapai kehidupan yang tambah baik sesuai dengan cita- citanya.
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya yang berjudul
Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, bimbingan belajar diartikan sebagai
suatu  proses  pertolongan  dari  pembimbing  kepada  peserta  didik    dalam
memecahkan masalah belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar
peserta  didik  dapat  menyesuaikan  diri  dalam  belajarnya  dan  membentuk
kebiasaan belajar dengan sistematis dan konsisten agar dapat mencapai prestasi
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.[6]
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar,   manusia   melakukan   perubahan-peruibahan   kualitatif   individual sehingga tingkah lakunya berkembang.
Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar.
Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari.
Belajar itu bukan sekedar pengalaman, belajar adalah suatu suatu proses
dan  bukan  suatau  hasil.  Karena  itu,  belajar  berlangsung  secara  aktif  dan
intergratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai
suatu tujuan.
Jadi, bimbingan belajar ialah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar  yang  tepat,  dalam  memilih  program  studi  yang  sesuai,  dan  dalam
mengatasi  kesukaran -  kesukaran  yang  timbul  berkaiatn  dengan  tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.[7]

B.  Tujuan Bimbingan Belajar
Belajar merupakan inti kegiatan atau pengajaran di sekolah, maka sudah
seharusnya siswa dibimbing agar mencapai tujuan belajar. Tujuan  bimbingan  belajar secara umum adalah membantu siswa agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, sehingga dapat belajar dengan efisien sesuai kemampua yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.
Untuk  lebih  jelasnya  tujuan  bimbingan  belajar  yaitu  adalah  sebagai berikut:
a.   Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak
atau kelompok anak
b.   Menunjukan cara-cara mempelajari sesuatu dan dalam menggunakan buku
pelajaran
c.   Memberikan informasi  (saran dan petunjuk) bagaimana memanfaatkan
perpustakaan
d.   Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian
e.   Memilih  suatu  bidang  mayor  dan  minor  sesuai  dengan  bakat,  minat,
kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatan
f.    Menunjukkan  cara  -  cara  menghadapi  kesulitan  dalam  bidang  studi
tertentu
g.   Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya
h.   Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di
sekolah  maupun  untuk  pengembangan  bakat,  kemampuan  yang  ada
padanya.[8]
Sedangkan tujuan bimbingan pada sekolah dasar adalah membantu siswa
dapat mencapai kemajuan belajar secara optimal, karena pada dasarnya sekolah
dasar  merupkan  penanaman  bidang  intelektual  dan  meletakkan  faktor-faktor
dengan demikian tujuan bimbingan pada sekolah dasar membantu siswa agar
dapat:
a.  Menguasai bahan belajar tuntutan kurikulum.
b.  Membuat pilihan dan menentukan bahan belajar  yang cocok.
c.  Memiliki sikap pandangan belajar yang mendukung.
d.  Mempunyai pola tingkah laku belajar yang mendukung.
e.  Memilih  teman  bergaul,  dan  membentuk  kelompok-kelompok  belajar yang serasi.
f.   Mengadakan penyesuaian sikap berkelompok yang menunjang belajar.
g.   Memecahkan masalah -masalah belajar yang dihadapnya.[9]
Dengan adanya bimbingan belajar diharapkan dapat menolong individu dalam membuat pilihan dan menentukan sikap yang sesuai dengan bakat, minat, dan kesempatan yang ada dan sejalan dengan nilai-nilai sosialnya.
Berdasarkan atas tujuan bimbingan belajar seperti yang telah dirinci di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah untuk membantu murid-murid dalam mengatasi masalah-masalahnya di dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar yang dihadapinya.


C.  Fungsi Bimbingan Belajar
Secara  umum  bimbingan  berfungsi  untuk  mengembangkan  seoptimal mungkin  dari  semua  aspek  pribadi  siswa,  sehingga  pada  perkembangan berikutnya siswa itu dapat mencapai prestasi semaksimal mungkin sesuai dengan bakat, dan kemampuannya.

Romine,  1954 berpendapat bahwa fungsi bimbingan adalah sebagai
berikut:
a.   Mengorientasikan para siswa kepada sekolah.
b.  Memabantu para siswa untuk merencanakan   pendidikannya di sekolah
menengah.
c.  Membantu para siswa untuk mengenal minat dan kemampuan masing-
masing.
d.  Mengorientasikan para siswa ke arah dunia kerja.
e.  Membantu para siswa untuk memecahkan masalah hubungan antara siswa
perempuan dan siswa laki-laki.
f.   Membantu para siswa berlatih menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan.[10]
Secara umum, fungsi bimbingan belajar dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu:      
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi  pemahaman  artinya  pemahaman  tentang  diri  siswa  beserta permasalahannya  dan  pemahaman  tentang  lingkungan  tempat  siswa tinggal, baik oleh siswa sndiri maupun oleh pihak-pihak lain yang akan membantu.

2. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana. Definisi tersebut memiliki maksud bahwa perhatian terhadap lingkungan mendapat perhatian utama. Lingkungan yang baik akan memberikan pengarah yang positif pula terhadap individu, demikian pula sebaliknya.

3.  Fungsi Pengentasan
Fungsi  pengentasan  dimaksudkan  adanya  upaya  pengentasan  melalui
pelayanan bimbingan dari masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi.


4.  Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasilhasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.[11]

D.  Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah
Secara umum bimbingan di sekolah terhadap anak didik dilaksanakan untuk tujuan tertentu yang ingin dicapai, sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh seseorang. Maka jenis-jenis bimbingan di sekolah adalah dapat digolongkan atau dikelompokan sebagai berikut:
a.  Bimbingan belajar atau pengajaran (instruction guidence)
b.  Bimbingan sosial (social guidence)
c.  Bimbingan masalah-masalah pribadi (personal guidence)
d.  Bimbingan karir (carcer guidence)
e.  Bimbingan dalam menggunakan waktu luang (leisure time guidence)[12]
Pelaksanaan  bimbingan  dapat  dilakukan  dalam  bentuk  bimbingan kelompok dan bimbingan individual atau kedua bentuk itu dilaksanakan secara berurutan dan bervariasi.  Bimbingan kelompok dilakukan terhadap kelompok siswa yang terutama menemukan  masalah  atau  kesulitan  yang  sama  atau  sejenis.  Pelaksanaannya dilakukan bersama- sama di mana guru atau siswa lainnya bertindak sebagai pembimbing. Bimbingan individual dilakukan secara perseorangan berdasarkan jenis masalah atau kesulitan dan keadaan pribadi siswa dengan menyediakan waktu dan tempat yang agak khusus.
Pada pelaksanaannya, langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a.  Identifikasi kasus
b.  Diagnosa
c.  Prognosa
d.  Terapi
e.  Evaluasi dan follow up
Identifikasi kasus ialah usaha untuk menemukan atau menentukan siswa
yang perlu mendapatkan bimbingan. Cara yang dapat ditempuh untuk mencapai
tujuan ini adalah dengan jalan analisis hasil belajar, karya tulis, observasi dan lain
-lain.[13]
Diagnosa merupakan langkah-langkah menemukan masalah. Berdasarkan langkah kedua ini maka kita dapat menetapkan masalah dan penyebabnya. Cara yang dapat ditempuh dalam langkah ini adalah dengan jalan analisis hasl belajar, angket wawancara dan sebagainya.
Prognosa merupakan usaha untuk menelaah atau mengkaji masalah yang dihadapi seorang siswa, termasuk kemungkinan -kemungkinan yang akan timbul jika masalah itu dibiarkan atau jika masalah itu dibantu, serta memperkirakan teknik atau jenis bantuan yang akan diberikan kepada siswa yang mengalami masalah tersebut.
Terapi merupakan usaha untuk melaksanakan bimbingan kepada siswa yang bermasalah, sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada langkah prognosa.
Evaluasi  adalah  langkah  untuk  melihat  dan  meninjau  kembali  hasil bimbingan yang telah dilaksanakan.Langkah ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa  yang  bersangkutan,  sedangkan  follow  up  adalah  merupakan  langah membantu siswa kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaiatan dengan masalah semula.
Keseluruhan langkah-langkah bimbingan di atas harus dilaksanakan secara berurutan, karena di antara satu dengan yang lain saling berkaiatan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
Layanan  bimbingan  belajar  sendiri  dilaksanakan  melalui  tahap-tahap, yaitu :
a.  Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
Di  sekolah,  di  samping  banyaknya  siswa  yang  berhasil  secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti nilai-nilai rapor yang rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujain, dan sebagainya.
Secara umum, siswa- siswa yang seperti itu dapat dipandang sebagai
siswa- siswa yang mengalami masalah belajar. Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh - contoh yang disebutkan itu. Masalah  belajar  memiliki  bentuk  yang  banyak  ragamnya,  yang  pada umumnya dapat digolongkan di atas.
b.   Pengungkapan sebab- sebab timbulnya masalah belajar
1.      Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki  intelegensi  yang  cukup  tinggi,  tetapi  tidak  dapat memanfaatkannya secara optimal.
2.      Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki
bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ atau
lebih,  tetapi  masih  memerlukan  tugas-tugas  khusus  untuk
memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi
itu.
3.      Sangat lambat daalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki
bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan
u
ntuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
4.      Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang
bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera atau malas.
5.      Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi
siswa yang kegiatan atau erbuatan belajarnya sehari-hari , seperti
suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru dan tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.
c.  Pemberian bantuan pengentasan masalah belajar.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar atau masalah belajar seperti
diutarakan di depan perlu mendapat bantuan agar dapat mempengaruhi proses
perkembangan siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan:
1.      Pengajaran perbaikan
2.      Kegiatan pengayaan
3.      Peningkatan motivasi belajar
4.      Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif [14]


II.    Penutup


A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bimbingan belajar merupakan suatu proses untuk membantu peserta didik dalam menghadapi kesulitan dalam belajar atau memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar. Adapun fungsi dari bimbingan belajar adalah mengorientasikan para siswa kepada sekolah, membantu para siswa untuk merencanakan pendidikannya di sekolah menengah, dan membantu para siswa untuk mengenal minat dan kemampuan masing-masing, mengorientasikan para siswa ke arah dunia kerja, membantu para siswa untuk memecahkan masalah hubungan antara siswa perempuan dan siswa laki-laki dan membantu para siswa berlatih menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan.
Untuk memberikan bimbingan belajar dapat ditempuh dengan beberapa langkah, diantaranya :
1.      Identifikasi masalah siswa
2.      Diagnosa
3.      Prognosa
4.      Pemberian Bantuan
5.      Follow up (tindak lanjut)
Dengan langkah-langkah tersebut maka bimbingan bisa dilaksanakan dengan lancar dan Insya Allah menghasilkan hasil yang sesuai denga tujuan yang di harapkan.


B.     Saran
Bimbingan belajar merupakan suatu cara untuk menghadapi peserta didik yang mempunyai kekurangan dalam memahami materi dan dengan bimbingan belajar dapat menghasilkan sisi positif kepada anak dalam belajarnya, sehingga dalam mengadakan bimbingan yang memberikan bimbingan guru dan pembimbinga sekolah seharusnya dengan rasa tanggung jawab dan kesungguhan dalam melaksanakan bimbingan belajar kepada peserta didik dan selain dari pada itu harus sesuai dengan program yang telah ditentukan oleh pihak sekolah, dan waktu yang disediakan oleh pihak sekolah harus memadai dan mencukupi untuk mengadakan bimbingan belajar tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
                                                                                                                                                  
 Ahmadi, Abu & Rohani, Ahmad, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 1991       
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi aksara, 2003
            ---------------------, Psikologi Belajar & Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2007
            Priyatno, Dasar-dasar bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2010
Soejanto, Agoes, Bimbingan Ke arah Belajar yang Efektif, Jakarta : Rineka Cipta, 1999
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007
Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Surabaya : Usaha Nasional, 1993





[1] Priyatno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 279
[2]  Priyatno, Dasar-dasar bimbingan dan Konseling, hlm. 28
[3] Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2007), hlm. 193
[4] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 2
[5] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), h. 64
[6] Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm. 79  
[7] Dewa Ketut Sukardi, Psikologi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, hlm. 40
[8] Agoes Soejanto, Bimbingan Ke arah Belajar yang Efektif, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 72-80
[9] Abu Ahmadi & Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : Rineka cipta, 1991), hlm. 131
[10] Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, hlm. 196
[11] Priyatno Ermananti, Dasar-Dasar Bimbingan Belajar dan Konseling, hlm. 113
[12] Dewa Ketut Sukardi, Psikologi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Sekolah, hlm. 45
[13] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi aksara, 2003), hlm. 147
[14] Priyatno Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan Belajar dan Konseling, hlm. 280






Papers Learn Guidance

No comments:

Post a Comment