PENGERTIAN, NAMA DAN SEJARAH
MUNCULNYA AQIDAH ILMU KALAM
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Aqidah ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas
ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang yang ingin menyelami
seluk-beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari akidah yang terdapat
dalam agamanya. Mempelajari akidah/teologi akan memberi seseorang
keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat , yang tidak mudah
diombang-ambingkan oleh peredaran zaman.
Teologi dalam
Islam disebut juga ilmu At-Tauhid. Kata
Tauhid mengandung arti satu/esa dan keEsaan dalam pandangan Islam merupakan
sifat yang terpenting diantara sifat-sifat Tuhan. Teologi Islam disebut
juga ilmu kalam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertia aqidah ilmu kalam, nama-nama dan ruang
lingkupnya?
2.
Bagaiman sejarah munculnya aqidah ilmu kalam dan
sumber-sumbernya?
3. Apa faktor-faktor timbulnya ilmu kalam?
4.
Bagaiman hubungan aqidah ilmu kalam dengan ilmu keIslaman
lainnya?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Aqidah Ilmu Kalam
Aqidah Ilmu Kalam secara bahasa terdiri dari kata
Aqidah dan ilmu kalam . Aqidah berasal dari bahasa arab
yaitu aqidah, aqid, uqad, uqud, I’tiqad yang artinya ikatan, perjanjian
dan keyakinan. Sedangkan ilmu kalam artinya Ilmu yang
membicarakan/membahas tentang masalah ketuhanan/ketauhidan (mengesakan Tuhan). Jadi
Aqidah Ilmu Kalam artinya ilmu yang mempelajari ikatan/keyakinan
seseorang tentang masalah ketuhanan dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan
disertai alasan-alasan yang rasional. Secara istilah pengertian aqidah
ilmu kalam yaitu :
1.
Menurut Musthafa Abdul Raziq definisi aqidah
ilmu kalam adalah ilmu yang berkaitan dengan aqidah imani yang dibangun dengan
argumentasi-argumentasi rasional. [1]
2.
Menurut Al-Farabi definisi aqidah ilmu kalam
adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi
semua yang mungkin mulai yang berkenaan
dengan masalah dunia sampai
masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam
3.
Menurut Ibnu Khaldun definisi aqidah ilmu kalam
adalah ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang
diperkuat dalil-dalil rasional.
4.
Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi ilmu kalam
adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib baginya, sifat-sifat
yang jaiz baginya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan darinya dan juga
tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan muhal dari mereka.
[2]
B.
Nama-nama aqidah ilmu kalam
Aqidah ilmu kalam atau yang biasa disebut dengan ilmu
kalam mempunyai beberapa nama yaitu ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh
al-akbar dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena membahas
pokok-pokok agama, disebut ilmu tauhid karena membahas keesaan Allah swt.
Abu Hanifah menyebut nama ilmu ini dengan fiqh al-akbar. karena
menurut persepsinya hukum Islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi
menjadi dua yaitu fiqh al-akbar (membahas keyakinan/ pokok-pokok agama/ilmu
tauhid dan fiqh al-asghar (membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah
muamalah). Teologi Islam merupakan istilah yang diambil dari bahasa
inggris, theology William L Reese mendefinisikan dengan “discourse or
concerning” (diskursus/pemikiran tentang Tuhan[3]).
Dengan mengutip William Ockhan Reese lebih lanjut mengatakan “Theologi to be a discipline
and independent of both philoopy and science” (teologi merupakan disiplin ilmu
yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu
pengetahuan). Sementara itu Gove menyatakan bahwa teologi adalah
penjelasan tentang keimanan, perbuatan dan pengalaman agama secara rasional.
C.
Ruang lingkup aqidah ilmu kalam
Masalah yang dibahas dalam aqidah ilmu kalam adalah
mempercayai adanya Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul Allah,
hari kiyamat, Qadha’ dan Qadar, Akhirat, akal dan wahyu, surga , neraka, dosa
besar, dan masalah iman dan kafir. yang diperkuat dengan-dengan dalil-dalil
rasional agar terhindar dari aqidah-aqidah yang menyimpang.
D.
Sejarah kelahiran aqidah ilmu kalam
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan
kalam dipicu persoalan politik yang menyangkut peristiwa terbunuhnya Usman bin
affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib. Ketegangan antara . Mu’awiyah dan Ali bin Abi Thalib mengkristal
menjadi perang siffin yang berakhir dengan keputusan Tahkim (arbitrase). sikap
ali yang menerima tipu muslihat Amr bin Ash(utusan Mu’awiyah dalam tahkim), sungguhpun
dalam keadaan terpaksa , tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. mereka
berpendapat bahwa persoalan yang terjadi
saat itu tidak dapat diputuskan melalui tahkim. Putusan datang dari Allah
dengan kembali kepada hukum-hukum Al-Qur’an La Hukma Ila Lillah(tidak
ada hukum selain dari hukum Allah). atau La Hukma Illa Allah( tidak ada
perantara selain Allah) menjadi semboyan mereka . mereka memandang Ali bin Abi
Thalib telah berbuat salah sehingga meninggalkan barisannya, mereka terkenal
dengan nama khawarij. dan kelompok yang tetap mendukung Ali bin Abi Thalib
dikenal dengan nama syiah. [4]
Harun lebih lanjut mengatakan bahwa persoalan
kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan
siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam
dan siapa yang masih tetap dalam Islam. Khawarij sebagaimana yang telah
disebutkan, memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim
yakni Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, Abu Musa Al-Asy’ari adalah kafir berdasarkan
firman Allah surat Al-Maidah ayat 44.
Persoalan ini telah menimbulkan tiga alioran teologi
dalam Islam yaitu:
- Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang
berdosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari Islam atau
tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
- Aliran Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang
berdosa besar masih tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang
dilakukannya, hal itu terserah
kepada Allah untuk
mengampuni atau menghukumnya.
- Aliran Mu’tazilah , yang tidak menerima
pendapat kedua diatas. Bagi mereka orang yang berdosa besar bukan kafir , tetapi bukan mukmin. Mereka
mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang dalam bahjasa arabnya
terkenal dengan istilah al-manzilah manzilatain(posisi diantara dua posisi). dalam Islam timbul
pula dua aliran teologi yang
terkenal dengan Qadariyah dan Jabariyah. menurut Qadariyah, manusia
mempunyai kemerdekaan dalam kehendak
dan perbuatannya. adapun Jabariyah berpendapat sebaliknya, manusia tidak
mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Aliran Mu’tazilah
yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam
yaitu aliran Asy’ariyah dan Aliran Maturidiyah.
E.
Sumber-Sumber Ilmu Kalam
Pembahasan ilmu kalam selalu berdasarkan/bersumber pada dua
dalil yaitu dalil naqli(al-qur’an dan hadits) dan dalil aqli
(dalil fikiran)[5]. Sebagai
sumber Ilmu Kalam, Al-qur;an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan
masalah ketuhanan, diantaranya adalah
- Q. S. Al-Ikhlas(112):3-4. ayat ini menunjukkan
bahwa tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak satupun di
dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.
- Q. S. Asy-Syura(42):7. ayat ini menunjukkan
bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui.
- Al-Furqan(25):59. ayat ini menunjukkan bahwa
tuhan Yang Maha Penyayang bertahta diatas Arsy. Ia pencipta langit, bumi, dan
semua yang ada diantara keduanya.
- Q. S. Al-Fath. (48):10. ayat ini menunjukkan
Tuhan mempunyai tangan yang selalu berada diatas tangan-tangan orang yang
melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah.
- Q. S. Thaha(20):39. ayat ini menunjukkan bahwa
Tuhan mempunyai mata yang selalu digunakan untuk mengawasi seluruh gerak ,
termasuk gerakan hati makhluknya.
- Q. S. Ar-Rahman(55):27. ayat ini menunjukkan
bahwa Tuhan mempunyai wajah yang tidak akan rusak selama-lamanya.
- Q. S. An-Nisa’(4)125. ayat ini menunjukkan bahwa
Tuhan menurunkan aturan berupa agama . seseorang dikatakan telah
melaksanakan aturan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah.
F.
Faktor-faktor Timbulnya Ilmu Kalam
1.
Faktor dari dalam(intern) :
a.
Sebagian orang musyrik ada yang mentuhankan bintang-bintang
sebagai sekutu Allah. hal ini ditolak dengan firman Allah surat Al-An’am ayat
76-78.
b.
Ada yang mentuhan kan Nabi Isa as. Hal ini ditolak
dengan firman Allah surat Al-Maidah ayat 116.
c.
Orang-orang
yang menyembah berhala. Hal ini ditolak dengan firman Allah surat
al-an’am ayat 74.
d.
Golongan yang tidak percaya akan kerasulan nabi(nabi
Muhammad saw. ) dan tidak percaya akan kehidupan akhirat. hal ini ditolak
dengan firman Allah surat al-Ambiya’ ayat 104.
e.
Golongan
orang-orang yang mengatakan semua yang terjadi di dunia ini adalah
perbuatan Tuhan semuanya dan Soal politik (Khilafah) pemimpin negara. yang dimulai ketika Rasulullah
meninggal dunia serta peristiwa terbunuhnya usman dimana antara golongan yang
satu dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang
paling benar.
2.
Sebab dari luar (ekstern) yaitu:
a.
Danyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula
beragam yahudi, masehi dan lain-lain, setelah fikiran mereka tenang dan sudah
memegang teguh Islam , mereka mulai mengingat-ingat agama mereka yang dulu dan
dimasukkannya dalam ajaran-ajaran Islam.
b.
Golongan Islam yang dulu, terutama golongan mu’tazilah
memusatkan perhatiannya untuk penyiaran agama Islam dan membantah alasan-alasan
mereka yang memusuhi Islam. mereka tidak akan bisa menghadapi
lawan-lawanya kalau mereka sendiri tidak
mengetahui pendapat-pendapat lawan-lawannya beserta dalil-dalilnya. sehingga
kaum muslimin memakai filsafat untuk menghadapi musuh-musuhnya.
c.
Para mutakallimin ingin mrngimbangi lawan-lawanya yang
menggunakan filsafat , dengan mempelajari logika dan filsafat dari segi
ketuhanan.
G.
Hubungan aqidah ilmu kalam dengan ilmu keIslaman
lainnya (filsafat dan tasawwuf)
1.
Titik persamaan
Ilmu kalam, filsafat dan tasawwuf mempunyai obyek kemiripan. Obyek ilmu kalam ketuhanan dan yang
berkaitan dengan-Nya. Obyek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan disamping
masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu obyek kajian
tasawwuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi dilihat
dari aspek objeknya, ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan
dengan ketuhanan. Argumentasi filsafat
sebagaimana ilmu kalam dibangun diatas dasar logika. Oleh karena itu ,
hasil kajiannya bersifat spekulatif(dugaan yang tak dapat dibuktikan secara
empiris, riset, dan eksperimen). [6] Baik ilmu kalam, filsafat, maupun
tasawwuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran yang rasional.
2.
Titik Perbedaan
Perbedaan diantara ketiga ilmu itu tersebut terletak pada
aspek metodologinya. Ilmu kalam , sebagai ilmu yang menggunakan logika
di samping argumentasi-argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan
keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak nilai-nilai ketuhananya . Sebagian
ilmuwan bahkan mengatakan bahwa ilmu ini
berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta
pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional. Sementara
filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional.
Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional. filsafat menghampiri
kebenaran dengan cara menuangkan (mengembarakan atau mengelana) akal budi
secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta universal tidak merasa terikat oleh ikatan
apapun kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Adapun ilmu
tasawwuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio. Sebagai sebuah
ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawwuf bersifat subyektif, yakni
sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Dilihat dari aspek aksiologi(manfaatnya),
teologi diantaranya berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru
untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional. Adapun filsafat,
lebih berperan sebagai ilmu yang lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak
kepada orang yang yang mempunyai rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara
lebih bebas melalui pengamatan dan kajian langsung. Adapun tasawwuf
lebih peran sebagai ilmu yang memberi kepuasan kepada orang yang telah
melepaskan rasionya secara bebas karena tidak memperoleh yang ingin dicarinya. Sebagian
orang memandang bahwa ketiga ilmu itu
memiliki jenjang tertentu . jenjang pertama adalah ilmu kalam, kemudian
filsafat dan yang terakhir adalah ilmu tasawwuf. [7]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Pengertian Aqidah Ilmu kalam adalah artinya ilmu yang
mempelajari ikatan/keyakinan seseorang tentang masalah ketuhanan dengan
menggunakan dalil-dalil fikiran dan disertai alasan-alasan yang rasional. Nama-nama
ilmu kalam yaitu ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar dan teologi Islam.
dan Ruang lingkupnya adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat
dengan-dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqiah-aqidah yang
menyimpang.
2.
Sejarah munculnya ilmu kalam adalah ketika Rasulullah
meninggal dunia dan peristiwa terbunuhnya usman diman antara golongan yang satu
dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang paling
benar. dan sumber-sunber ilmu kalam adalah dalil naqli(al-qur’an dan
hadits) dan dalil aqli (dalil fikiran)
3. Faktor timbulnya ilmu kalam ada dua yaitu faktor
intern dan ekstern.
4. Hubungan ilmu kalam dengan ilmu keIslaman
lainnya(filsafat dan tasawwuf mempunyai persamaan dan perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Razak. , Abdul. Dr. M. Ag. 2003. Ilmu
Kalam. Bandung :CV Pustaka Setia . hlm. 13-27
Hanafi, Ahmad. M. A. 1974. Theologi
Islam(ilmu kalam). Jakarta: Bulan Bintang. hlm. 3-12
A. Nasir, Sahilun Drs. H. 1996. Pengantar
Ilmu Kalam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. hlm. 28-29
Nasution, Harun. 1986. Teologi Islam.
Jakarta: Universitas Indonesia. hlm. 1-5
Al-Ghazali. 1999. Tauhidullah.
Risalah Gusti: Surabaya
Abd Razak, Musthfa , Tamhid Li Tarikh
Al-Falsafah Al-Islamiyah, Lajnah Wa At-Tha’lif Wa At-Tarjamah wa An-Nasyr.
1959. hlm. 265
Abduh, Muhammad . Risalah. Tauhid, Ter.
Firdaus An. Jakarta:Bulan Bintang. 1965 hlm. 25
Willieam
L. Reese, Dictionary of philosophy and Religion, Humanities Press Ltd. USA. 1980.
hlm. 28
Harun
Nasution, Teologi Islam. Jakarta:Universitas Indonesia, 1986
Endang
Saifudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya:PT Bina Ilmu . 1990.
hlm. 174
Ahmad Hanafi MA. Theologi Islam (ilmu
kalam). Jakrta:Bulan Bintang. 1974. hlm. 6-13
[1] Musthofa
Abd Razak, Tamhid Li Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah, Lajnah Wa At-Tha’lif
Wa At-Tarjamah wa An-Nasyr, 1959, hlm. 265
[3] Willieam
L. Reese, Dictionary of philosophy and Religion, Humanities Press Ltd. , USA,
1980, hlm. 28
[4] Harun
Nasution, Teologi Islam, Universitas Indonesia, Jakarta, 1986
[5] Drs. H.
Sahilun A Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,
1996, hlm. 28
[6] Endang
Saifudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, PT Bina Ilmu , Surabaya,
1990, hlm. 174
[7] Ahmad
Hanafi MA. Theologi islam (ilmu kalam), Bulan Bintang, Jakrta, 1974, hlm. 6-13
Definition , Name , Dan Aqidah emergence History of Science Kalam
Definition , Name , Dan Aqidah emergence History of Science Kalam
No comments:
Post a Comment